Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Penalaran Deduktif

 Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Ada 2 cara dalam penarikan simpulan dalam penarikan deduktif :

1.   Menarik Simpulan Secara Langsung
Penarikan Simpulan langsung diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.
Contoh :
Semua S adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S (Simpulan)
Semua manusia mempunyai rambut (premis)
Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia (simpulan)

2.      Menarik Simpulan Secara Tidak Langsung
Penarikan simpulan tidak langsung memerlukan 2 premis. Premis yang pertama bersifat umum, sedangkan yang kesua bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan tidak langsung, yaitu:

a.   Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh:
Semua manusia akan mati
Ageng  adalah manusia
Jadi, Ageng  akan mati (konklusi / kesimpulan)



b.   Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

c.     Salah Nalar
 Gagasan, perkiraan, atau simpulan yang keliri atau sesat . Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat.
Contoh :
Orang Indonesia malas tetapi  ramah.

d.   Deduksi Salah
Simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah satu yang berpremis yang tidak memenuhi syarat.
Contoh:
Semua botol itu akan pecah bila dilempar  dengan bat





Sumber: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/penalaran-induktif-dan-deduktif-3/